1 Agu 2012

One Last Chance by Stephanie Zen

Judul: One Last Chance
Penulis: Stephanie Zen
Penerbit: PT. Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit: 2012
Tebal: 288 Halaman
ISBN: 9789792282559
Harga: Rp. 47.500,-
Rate: 3/5

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagi Adrienne Hanjaya, tak boleh ada patah hati yang tak menghasilkan royalti. Itulah prinsip menulisnya. Setiap kisah patah hatinya di dunia nyata dituliskannya kembali ke dalam novel, dan sering kali menggunakan nama asli sang tokoh pria, dengan ending yang buruk bagi tokoh pria dan ending bahagia bagi tokoh wanita. Hal tersebut semacam wujud balas dendam kepada cowok-cowok yang telah menyia-nyiakan cintanya. Dan ketika novel-novel yang ditulisnya ternyata menjadi bestseller, Adrienne merasa semakin puas.

Dulu, Adrienne hanya menuliskan pengalaman patah hatinya ke dalam diary. Kemudian gadis itu membaca sebuah artikel di majalah remaja yang membahas tentang penulis idolanya. Ketika ditanya darimana sumber inspirasi sang penulis, sang penulis menjawab bahwa ia terinspirasi dari pengalaman pribadinya ketika masih SMA yang ditulisnya dalam diary. Ia kemudian mengetik ulang diary-nya, menambahkan bumbu di sana-sini, dan mengirim naskahnya ke penerbit. Adrienne melakukan hal yang sama dengan yang dilakukan penulis idolanya itu. Dewi Fortuna menaungi Adrienne, karena naskah yang berasal dari diary pribadinya menjadi novel laris.

Keyla, sahabat karib Adrienne, sudah mengingatkan Adrienne agar sebaiknya tidak menggunakan nama asli bagi tokoh lelaki dalam novel-novelnya. Tapi peringatan Keyla tidak digubris oleh Adrienne. Ia merasa kurang puas jika tidak menggunakan nama asli.

Suatu ketika, saat sedang mengikuti kegiatan baksos berupa pengobatan gratis di Tosari, dekat kawasan Gunung Bromo, Adrienne bertemu dengan Danny Husein, seorang calon dokter berparas tampan. Bahkan gadis itu sendiri sempat beranggapan bahwa Danny adalah sosok yang too good to be true. Adrienne jatuh hati pada Danny. Sebaliknya, Danny pun menyimpan hasrat yang sama kepada Adrienne. Dan untuk pertama kalinya Adrienne ingin menulis kisah romantis, sebuah novel roman yang berakhir dengan tokoh pria dan wanita bahagia bersama.

Tapi apa yang diangankan Adrienne tidak berjalan sesuai harapan. Salah satu cowok yang pernah dijadikan tokoh dalam novelnya (yang berarti, mantan Adrienne) datang mengacau. Cowok itu memberi tahu Danny tentang prinsip menulis Adrienne, yang berujung pada kesalahpahaman dari Danny. Pemuda itu terlanjur menganggap Adrienne hanya memanfaatkan dirinya untuk menghasilkan novel terbaru dan mengeruk keuntungan.

Seolah masalahnya dengan Danny saja tidak cukup, Andrienne terpaksa harus berhadapan dengan hukum, sebab seseorang menggugat Adrienne atas novel terbarunya yang saat itu sedang laris-larisnya.

Bagaimana Adrienne menghadapi semua masalahnya? Temukan jawabannya dalam One Last Chance.

---o---

Saya tertarik membeli novel ini, pertama, karena covernya menarik (sosok cewek yang duduk bersimpuh dengan laptop di atas pangkuannya). Kedua, karena sinopsis di sampul belakangnya cukup menjanjikan. Lalu, bagaimana dengan isi novelnya sendiri?

Bagian awal cerita novel ini mungkin terasa biasa. Adegan pertemuan Adrienne dan Danny di mana Adrienne malu-malu kucing saat ingin berkenalan dengan Danny membuat novel ini sempat terasa seperti teenlit dan bukannya metropop. Saya merasa chemistry Adrienne-Danny kurang kuat, sehingga saya sulit berempati kepada mereka ketika mereka menghadapi konflik. Memang diceritakan bahwa mereka berdua sering kencan, namun pada bagian tersebut penulis seperti bercerita dengan terburu-buru.

Untungnya, Stephanie Zen menambahkan konflik lain yang lebih serius dalam novel ini, yaitu ketika Adrienne terjerat kasus hukum terkait gugatan terhadap novelnya yang saat itu sedang digandrungi pembaca. Saya dibuat berharap-harap cemas menanti langkah apa saja yang harus diambil Adrienne dalam menghadapi masalahnya tersebut. Walau terkesan agak berlebihan, saya cukup kagum terhadap keberanian dan keteguhan hati Andrienne dalam menghadapi masalah hukumnya tersebut. Apalagi ia berusaha menyembunyikan masalah hukum tersebut dari keluarganya dengan alasan “tidak ingin membuat khawatir” dan berusaha mencari pengacara sendiri. Ah, harusnya ia bertindak seberani ini dalam menyikapi kesalahpahaman yang terjadi antara dirinya dengan Danny.

Banyak pesan moral bisa kita ambil dari kisah ini. Bagaimanapun, balas dendam tak akan pernah benar-benar membuat kita puas.Orang yang kita jadikan sasaran balas dendam besar kemungkinan tidak akan tinggal diam kan? Mereka pasti akan membalas.  Lalu, mau sampai kapan balas-membalas ini akan berlanjut?
“Kita diajarkan bukan hanya untuk tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, tapi juga untuk membalasnya dengan kasih. Ya, ya… saya tahu, lebih mudah bicara dibanding melakukan, memang. Tapi kita memang diperintahkan untuk berbuat begitu, dan yang terbaik memang seperti itu.” (hlm 233)

Oh ya, satu lagi nilai positif dari novel ini: meski bergenre metropop, buku ini aman dari adegan ranjang dan tidak menjual barang-barang branded seperti umumnya novel metropop yang beredar saat ini. Uhm, bukan berarti saya nggak suka dengan adegan ranjang dan merk-merk mahal lho. Hahaha. *apasih*

Saya suka ide cerita novel ini, tentang penulis yang menuangkan kisah cintanya yang berantakan ke dalam novel. Secara keseluruhan novel ini cukup menghibur, walau sebenarnya masih bisa dieksplorasi lebih dalam lagi oleh penulis.

3/5 bintang.

---o---

One Last Chance, semacam review oleh @vaan_11

7 komentar:

  1. idenya unik... Menuangkan setiap cerita patah hati dalam sebuah cerita... Patut dicontoh para galauers kalau sedang broken heart #halagh

    BalasHapus
  2. Iya Put. Kalo nulisnya bagus kemungkinan bisa jadi novel bestseller juga. :D

    BalasHapus
  3. Jadi, Vaan, apakah engkau mau menuliskan kisahmu? Aku siap jadi reviewer looo :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jahahaha. Kisahku gak ada bagus-bagusnya, gak cukup menarik buat dijadiin nopel.

      Hapus
  4. novelnya keren. aku udah baca dari awal sampe akhir :)

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Back to top